Untuk mengawali menjawab pertanyaan tersebut, saya ingin mengajak anda mengingat kembali masa-masa awal pertama kali belajar menulis. Entah itu saat masih TK, atau mungkin saat duduk di kelas 1 SD. Ketika itu, kita diajarkan untuk membuat atau membentuk huruf yang sama seperti yang dicontohkan oleh bapak atau ibu guru. Bahkan saya masih ingat, saat di kelas 3 SD, ada satu mata pelajaran unik yakni menulis tegak bersambung atau ada juga yang menyebut menulis halus kasar. Mata pelajaran ini mengharuskan saya dan juga teman-teman satu kelas saya untuk menulis semirip mungkin dengan apa yang dituliskan oleh guru di papan tulis. Tetapi, kenyataannya meskipun tulisan yang kami salin atau kami tulis ulang di buku kami masing-masing ternyata hasilnya berbeda satu sama lain.

Teman-teman saya dan saya yakin juga teman-teman Anda yang dulu sama-sama belajar menulis dengan menyalin semirip mungkin apa yang dicontohkan oleh bapak atau ibu guru di sekolah, ternyata sekarang bentuk tulisannya berbeda-beda, tidak ada yang sama satu dengan yang lainnya.

Jangankan tulisan kita dibanding dengan tulisan teman-teman kita, tulisan kita sendiri pun dari waktu ke waktu terus berubah bukan? Mungkin ada yang menyangkal bahwa tulisan saya dari dulu ya seperti ini. Benarkah demikian? Silahkan jika mau iseng membandingkan tulisan diri sendiri dari waktu ke waktu. Secara umum mungkin terlihat sama, akan tetapi ada bentuk-bentuk tertentu yang mungkin tidak kita sadari berubah-ubah.

Oke, tidak perlu jauh-jauh membandingkan tulisan diri sendiri mulai SD, SMP, SMA, saat kuliah, dengan tulisan kita yang sekarang. Silakan cek tulisan Anda yang ditulis pada saat suasana hati anda senang atau bahagia dengan tulisan yang ditulis saat sedang bersedih atau kecewa. Jika diperhatikan dengan seksama, ternyata kedua tulisan yang ditulis dalam kondisi suasana hati yang berbeda memiliki perbedaan loh. Mengapa demikian?

TENTANG TULISAN TANGAN

Pada saat seseorang menulis, sesungguhnya tubuh sedang melakukan serangkaian proses yang begitu kompleks. Menulis dalam eksekusinya melibatkan sejumlah elemen dalam tubuh, misalnya otak, sistem syarat, dan otot-otot tubuh. Kita biasanya terfokus pada apa yang akan kita tulis atau isi tulisan, namun cara kita menulis adalah mekanisme otomatis atau refleks yang melibatkan pikiran bawah sadar. Kita tidak lagi memikirkan bagaimana cara membuat huruf a, b, c, dan seterusnya, semua sudah terekam menjadi sebuah kebiasaan. Dengan kata lain, pikiran sadar menentukan apa yang akan seseorang tulis, dan bawah sadar akan mengontrol bagaimana cara kita menulis.

Baca Juga: Mengenal kepribadian Ambivert

Oleh sebab itu tulisan tangan seringkali diistilahkan sebagai Brain Writing. Pada otak manusia dengan pengamatan menggunakan FMRI Scan, memperlihatkan bagian-bagian tertentu yang aktif saat seseorang melakukan sesuatu, juga memperlihatkan area-area tentnag bakat dan karakter seseorang. Oleh sebab itu, saat menulis otak memegang peran penting sehingga dalam tulisan tangan dapat dilihat pula ekspresi emosi, kepribadian, bahkan kondisi kesehatan seseorang.

Tulisan tangan juga diibaratkan sebagai Body language on paper, karena tulisan tangan merupakan gerakan motorik yang dipelajari mulai dari kecil sampai dewasa dan dipengaruhi banyak faktor, seperti kerja otak, syaraf, perasaan dan suasana hati.

LALU APA SEBENARNYA GRAFOLOGI?

Grafologi atau dikenal juga sebagai Handwriting Analysis (analisa tulisan tangan), merupakan suatu metode analisis yang sudah tervalidasi untuk menggambarkan bagaimana kepribadian seseorang melalui tulisan tangannya. Grafologi sendiri sebenarnya ilmu kuno, karena sejak zaman Aristoteles sudah meyakini bahwa tulisan tangan seseorang terkait dengan kepribadian orang tersebut.

Graphology (graphein+logos): merupakan bidang ilmu pengetahuan yang digunakan untuk menginterpretasi karakter dan kepribadian seseorang melalui tulisan tangannya. Grafologi adalah sebuah cabang pengetahuan yang secara khusus mempelajari arti dari tulisan tangan. Secara keilmuan, grafologi lahir terlebih dahulu sebelum psikologi. Oleh sebab itu jika ada yang bertanya apa hubungan grafologi dan psikologi, maka keduanya saling melengkapi. Psikologi mempelajari lebih lengkah dan dalam mengenai kepribadian seseorang sehingga membantu menjelaskan kecenderungan yang muncul dari hasil analisis grafologi.

Menarik khan ngikutin artikel dan tulisan di laman ini?

kalo masih penasaran, kami menyediakan tulisan-tulisan lain yang juga asik untuk dibaca mengenai dunia Psychology, Love, Life and Beauty dari Kak Rani dan Tim. Simak terus yah update artikel terbaru dari kami…

Previous articleMengenal kepribadian Ambivert
Next articleSEJARAH DAN PERKEMBANGAN GRAFOLOGI
Kak Dani Grafo
Artikel ini ditulis oleh Kak Dani Saputra atau biasa dipanggil dengan Kak Dani Grafo, yang merupakan Tim associate dari Kak Rani, Seorang Ayah, Konselor dan Terapis, Konsultan Talent Mapping, dan Internet Marketing Strategist. Kak Dani ini sudah mendapatkan sertifikasi sebagai hipnoterapis, talent mapping practitioner, public speaking academy, Neuro Linguistic Programming practitioner, dan Profesional konselor di bidang Handwriting dan Grafologi. Minat dan passionnya yang besar di bidang grafologi telah membuat Kak Dani memiliki banyak pengalaman menangani analisa Grafologi untuk konseling pernikahan, terapi keluarga, masalah pendidikan, pengembangan diri, dan juga kebutuhan industri yaitu rekrutmen karyawan dengan analisa tulisan tangan. ikuti juga yah social media Kak Rani: Instagram, Fb Fanpage, Twitter : @tanyakakrani Youtube channel : Tanya Kakrani WA : https//wa.me/6288228998101 #tanyakakrani Talks about Psychology, Love, Life and Beauty

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here